Minggu, 20 Maret 2011


PERKEMBANGAN MEDIA CETAK

P
eningkatan diversivikasi masyarakat dan ekspansi komunikasi yang terjadi pada akhir abad pertengahan memerlukan suatu teknik yang sepenuhnya baru bagi penyampaian pesan, karena jumlah pembaca mulai bertambah, sedangkan dengan menggunakan surat serta naskah saja tidak cukup lagi. sebelum pengetahuan dan kekuatan yang menyertai dapat menyebar pada masyarakat, maka diperlukan suatu teknik penduplikasian pesan yang efisien. Dengan demikian penemuan mesin cetak menandai bermulanya riwayat komunikasi massa, karena sejak itulah secara teknis menjadi mungkin untuk menyampaikan pesan yang panjang dan kompleks secara simultan ke suatu khalayak yang besar jumlahnya dan heterogen.

Salah satu inovasi yang dimungkinkan oleh mesin cetak di samping buku yang diproduksi secara massal, adalah surat kabar. Lembaran berita yang memberitahukan kejadian terakhir dibutuhkan oleh para pedagang, untuk siapa informasi seperti situasi politik atau perkembangan perang, tenggelamnya kapal dan sebagainnya adalah amanat penting. Surat kabar telah turut ambil bagian dalam mempercepat dan menstabilkan ekonomi kapitalis. Surat kabar (mingguan) yang terbit teratur pertama kalinya tumbuhdi Jerman, Inggris, Belanda dan Perancis yang merupakan pusat dagang dan kolonisasi Eropa.

Selain itu percetakan juga merupakan pemerataan sosial yang hebat (grat social equalizer). Ila tulisan telah menembushambatan jarak dan waktu, percetakan melipatgandakan pesan pada dimensi tersebut. Percetakan merupakan teknologi komunikasi massa yang orisinil, yaitu suatu diseminasi pesan dari “satu pihak” kepada “massa” yang tidak harus berada di tempat dan waktu yang sama.
Tulisan adalah alat tertua yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Tulisan digunakan untuk menyampaikan pesan yang tidak dapat disampaikan langsung, atau digunakan untuk menyimpan cerita tertentu. Cerita tersebut nanti dapat dibaca oleh generasi berikutnya. Bangsa Mesir Kuno adalah bangsa tertua yang diketahui telah mengenal tulisan. Kira-kira tahun 4000 SM, mereka telah mengembangkan suatu sistem huruf menggunakan hieroglyph, yaitu gambar-gambar sebagai simbol untuk huruf tertentu. Mereka menulis cerita tentang kehebatan raja-raja mereka dan kehebatan para dewa Mesir Kuno. Tulis-menulis berkembang menjadi jantung bagi media cetak. Media cetak memanfaatkan tulisan tentang beragam hal, mulai dari politik, gosip, kisah percintaan, dan sejarah kejadian di masa lampau. Hingga saat ini, media tulis-menulis belum bisa dikalahkan oleh berbagai media lain.

Perkembangan Kertas dan Percetakan
Menurut buku Media Now, perkembangan awal kertas dan percetakan diawali di Timur Tengah dan Cina. Pada masa itu, kedua bangsa menjadi bangsa terdepan dalam perkembangan kertas dan percetakan. Bangsa Cina mengembangkan kertas dari sejenis kain. Namun teknologi ini hanya dikembangkan di Cina karena tidak pernah dibawa keluar. Teknologi ini kemudian dibawa ke Barat oleh Bangsa Arab. baru teknologi ini dikenal di dunia Barat.

Teknologi percetakan dikenal dimulai di Cina pada dinasti T’ang. Bambu digunakan sebagai alat untuk mencetak. Caranya, bambu diukir dengan karakter-karakter Cina. Bambu-bambu tersebut nantinya dirangkai menjadi kata atau kalimat tertentu. Pada perkembangannya, teknologi bambu digantikan dengan tanah liat sebagai tempat untuk mencetak ukiran karakter Cina. Di tahun-tahun berikutnya bangsa Korea mengembangkan teknologi ini lebih jauh lagi. Mereka mengembangkan cetakannya, mengganti tanah liat dengan logam yang mampu disusun sedemikian rupa membentuk kata atau kalimat tertentu.

Akses ke Berbagai Karya Tulis
Pada masa lampau, tulisan yang digandakan jumlahnya terbatas. Hal itu karena masih sulitnya memproduksi dalam jumlah banyak. Untuk menggandakan buku, cara yang digunakan adalah menyalinnya ke dalam lembaran-lembaran baru. Lembaran-lembaran itu disusun menjadi buku. Jadi, jika ada kesalahan penulisan maka si penyalin harus mengulang menyalin dari awal. Akibatnya, hanya kalangan tertentu saja yang dapat mengakses literatur-literatur pada masa itu. Di beberapa kerajaan kuno seperti Mesir, Cina, dan Romawi, buku-buku hanya dapat diakses oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan (kaum elite).

Revolusi Gutenberg
Johannes Gutenberg berjasa besar dalam perkembangan percetakan. Gutenberg menemukan mesin cetak dengan movable type and mechanical printing. Cara kerjanya mirip seperti alat cetak yang digunakan kerajaan Cina masa lampau. Tapi mesin ini telah efektif digunakan untuk produksi massal. Produk percetakan yang menjadi penanda keberhasilan produksi massal sebuah buku adalah Injil, terkenal dengan sebutan Gutenberg Bible. Injil pada masa itu adalah barang mahal, karena membuatnya harus disalin dengan tangan. Gutenberg Bible adalah Injil yang berhasil diproduksi massal, sehingga harganya menjadi murah dan dapat dimiliki lebih banyak orang.

 Media Cetak Amerika Pertama
The Bay Psalm Book adalah buku pertama yang diterbitkan di Amerika Serikat. Buku tersebut dicetak tahun 1640 oleh Puritan di Massachusett. Kemunculan media cetak di Amerika diikuti oleh munculnya suratkabar harian di Boston, New York, serta Philadelphia. Selain buku dan suratkabar, ada juga majalah dan almanak.

Benjamin Franklin adalah tokoh yang berjasa bagi media cetak Amerika Serikat. Salah satu hasil pemikirannya adalah Poor Richard’s Almanack, buku yang berisi berbagai informasi seperti saran moril yang berisi ajakan bekerja keras. Franklin juga mendirikan subscription library, sebuah perpustakaan yang menyediakan beragam koleksi buku.

Majalah
Majalah awal muncul di Inggris Raya tahun 1700an. Isinya berupa karya fiksi dan nonfiksi. Di Amerika Serikat, majalah awal muncul di Philadelphia. Pada masa revolusi Amerika, majalah cenderung bersuara dalam politik. Tahun 1790, Kongres Amerika Serikat mengesahkanCopyright Act. Perusahaan penerbitan mempunyai hak atas penerbitan mereka danberhak mendapatkan royalti. Pada titik ini, telah ditekankan kesadaran akan hak cipta. Jika ada pihak yang ingin menggunakan hasil karya cipta penerbitan tersebut, harus membayar biaya royalti.

 Di awal tahun 1800an, peningkatan taraf hidup mendorong kebutuhan akan buku dan majalah. Maka, di tahun ini banyak bermunculan berbagai buku dan majalah, seperti buku The Last of the Mohicans (1826), Uncle Tom’s Cabin (1852), majalah Saturday Evening PostGood Housekeeping, dan McCall’s. Di akhir 1800an ke awal 1900an, majalah mulai mengambil lahan suratkabar harian untuk reportase investigatif, seperti mengungkap kasus korupsi dan skandal politisi. Fenomena ini dikenal sebagai Mucracking. Setelah tahun 1920an, majalah bersaing dengan radio dan televisi yang dicap sebagai media massa baru. Majalah yang tidakmampu menyesuaikan diri dengan keadaan tersingkir dan hilang.

 Media Cetak dan Dunia Maya
Di era informasi, bentuk fisik media cetak telah bertransformasi ke bentuk-bentuk yang tidak pernah diduga sebelumnya. Suratkabar harian tidak perlu lagi beredar secara fisik, dalam artian benar-benar dicetak. Konten suratkabar sudah dapat diunggah ke internet.

Yang menguntungkan adalah tidak perlu lagi biaya besar untuk menyediakan kertas. Terlebih berita suratkabar di internet dapat selalu diperbaharui dengan lebih mudah. Ada perusahaan suratkabar yang tersingkir karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan pola tersebut.

Perusahaan penerbitan juga merambah internet. Tanpa harus mencetak buku-buku secara fisik, perusahaan penerbitan dapat memanfaatkan internet, untuk menjual secara online. Penerbitan menjual buku-buku mereka ke toko buku dan toko buku yang akan mengunggahnya. Toko buku Amazon.com telah melakukannya. Amazon.com menjadi pesaing berat berbagai toko buku besar.

Mengetahui sejarah tulisan dan media cetak adalah hal yang menarik. Kita dapat mengetahui sudah berapa abad tulisan berkembang dan membantu manusia berkomunikasi satu sama lain. Manusia tidak berhenti memanfaatkan tulisan sampai di situ saja. Manusia lallu mengembangkan berbagai bentuk tulisan fiksi, nonfiksi, menjadi beragam bentuk media cetak seperti novel, majalah, dan suratkabat harian. Dinamika politik dan ekonomi yang mengiringi perkembangan media cetak juga menarik untuk dilihat, dan dapat menjadi studi kasus terhadap perkembangan suatu media. Dalam tulisan ini, khususnya terhadap media cetak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar